Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) kembali mencatat momen berharga dengan kunjungan Prof. Dr. Muhammad Bela'o, tokoh Muslim internasional asal Inggris dan Ketua Imam Foundation, Sabtu (2/8/2025). Kunjungan yang berlangsung di kompleks MAJT ini merupakan wujud silaturahmi sekaligus peluang penjajakan kerja sama di bidang pendidikan Islam dan pengembangan dakwah berbasis teknologi yang mendunia.
Prof. Bela'o disambut hangat langsung oleh pengurus PP MAJT, termasuk Sekretaris PP Drs. KH. Muhyiddin, M.Ag, dan para wakil sekretaris bidang usaha, aset, serta humas dan komunikasi. Suasana penuh kehangatan menghiasi pertemuan di ruang tamu kehormatan MAJT yang didedikasikan untuk menyambut tokoh internasional tersebut.
Dalam dialognya, Bela'o mengapresiasi keagungan dan posisi MAJT sebagai simbol Islam moderat dan terbuka di Asia Tenggara. Dia juga memberikan pesan mendalam bagi para santri Pesantren Tahfidh MAJT Baznas Jateng, mengingatkan pentingnya sifat rendah hati, rajin mengulang hafalan (muroja'ah), dan membiasakan diri menjadi imam. "Sebagai penuntut ilmu kita tidak boleh sombong, malu dalam bertanya, wara' atau berhati-hati dalam segala hal, tidak boleh pula menuruti hawa nafsu," ujarnya.
Kunjungan ini tidak hanya sebatas silaturahmi, tetapi juga menjadi momentum untuk menggagas program kolaboratif yang fokus pada pengembangan kepemudaan dan dakwah berbasis teknologi. Hal ini membuka peluang luasan manfaat bagi umat di berbagai penjuru dunia.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan jamuan sederhana, mempererat ukhuwah Islamiyah antara MAJT dan Imam Foundation, menandai awal kerja sama antar institusi lintas negara yang progresif.***
Prof. Bela'o disambut hangat langsung oleh pengurus PP MAJT, termasuk Sekretaris PP Drs. KH. Muhyiddin, M.Ag, dan para wakil sekretaris bidang usaha, aset, serta humas dan komunikasi. Suasana penuh kehangatan menghiasi pertemuan di ruang tamu kehormatan MAJT yang didedikasikan untuk menyambut tokoh internasional tersebut.
Dalam dialognya, Bela'o mengapresiasi keagungan dan posisi MAJT sebagai simbol Islam moderat dan terbuka di Asia Tenggara. Dia juga memberikan pesan mendalam bagi para santri Pesantren Tahfidh MAJT Baznas Jateng, mengingatkan pentingnya sifat rendah hati, rajin mengulang hafalan (muroja'ah), dan membiasakan diri menjadi imam. "Sebagai penuntut ilmu kita tidak boleh sombong, malu dalam bertanya, wara' atau berhati-hati dalam segala hal, tidak boleh pula menuruti hawa nafsu," ujarnya.
Kunjungan ini tidak hanya sebatas silaturahmi, tetapi juga menjadi momentum untuk menggagas program kolaboratif yang fokus pada pengembangan kepemudaan dan dakwah berbasis teknologi. Hal ini membuka peluang luasan manfaat bagi umat di berbagai penjuru dunia.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan jamuan sederhana, mempererat ukhuwah Islamiyah antara MAJT dan Imam Foundation, menandai awal kerja sama antar institusi lintas negara yang progresif.***
Social Header